Bagaimana Anda tahu bahwa perusahaan Anda akan sukses ? Setiap perusahaan membutuhkan sebuah hal yang sangat basic untuk sukses, yaitu model bisnis yang baik, pasar yang masih terbuka, dan produk/jasa yang baik. Namun yang lebih penting dan yang tidak mudah diprediksi adalah karakter sang entrepreneurnya sendiri.
Berikut ini pendapat dari para Venture Capital di Silicon Valley mengenai kriteria yang harus dimiliki seorang entrepreneur :
1. Selalu Fleksibel
“Fleksibilitas” harus dimiliki oleh entrepreneur dan juga bisnisnya. Apakah bisnis Anda bisa berubah dengan cepat jika dibutuhkan? Apakah bisnis Anda bisa menyesuaikan diri dengan kondisi terbaru? Dan yang penting, apakah Anda akan merubah tujuan dan mimi awal startup Anda jika hal itu terlihat tidak memungkinkan ?
“Sebagian besar ide bisnis akan gagal” kata Bryan Roberts, partner dari Venrock venture. Perusahaan yang sukses adalah yang dapat membawa ide awal lalu di tengah merubahnya beberapa kali, bisa saja sampai dua atau tiga kali dan membawa visinya menjadi semakin baik
“Business flexibility” Fab.com, adalah contoh sukses dari sebuah pivot (merubah konsep), Fab.com pada awalnya adalah sebuah social network bagi komunitas gay bernama fabulis.com. Namun karena kerasnya penentangan dari masyarakat, disamping traffic yang kurang memuaskan, akhirnya perusahaan ini berubah menjadi Fab.com yang menjual well-designed goods, atau barang-barang (terutama barang rumah tangga) yang didesain oleh oleh desainer independen. Dan sekarang perusahaan ini telah bernilai $100 juta.
“Personal flexibility” Fleksibilitas personal Anda bisa terlihat tanpa Anda menyadarinya, Kathleen Utech dari Comcast Ventures sering menghadiri pitching dari berbagai entrepreneur, pernah suatu hari Ia mengatakan “Saya sudah tau apa isi dari slide dua,hingga ke empat, apakah kita bisa langsung masuk ke slide kelima agar langsung mendapat gambaran tentang produk tersebut apa ?” namun entrepreneur ini menolak untuk langsung menuju ke slide kelima, karena ia memiliki suatu rencana dalam mempresentasikan presentasinya, lalu Katleen berkata “bagaimana saya bisa percaya Anda dapat menjalankan perusahaan Anda secara fleksibel, jika Anda saja tidak bisa merubah urutan presentasi ?”
2. Rekrut seorang pekerja keras, tidak hanya yang pintar
Anda mungkin sering mendengar saran “rekrutlah seorang yang lebih pintar dibanding Anda”, namun seorang pemimpin yang sukses juga butuh seorang yang bekerja lebih keras.
Seorang entrepreneur akan selalu menjadi orang yang pertama kali datang , dan yang terakhir pergi. Mempekerjakan orang lain yang memiliki passion yang sama akan membantu kemajuan perusahaan. Baik pegawai yang pintar dan pekerja keras memiliki perannya masing-masing. “Only hire people willing to roll up their sleeves with you.”
3. Seorang entrepreneur tahu kelemahan dirinya sendiri
Setiap CEO dan entrepreneur sukses selalu memiliki self awareness tentang kelebihan, keunikan dan kekurangannya. Hal ini penting karena menjadi kunci dalam membangun sebuah tim, mereka tahu kelemahan dirinya dan membuat tim yang dapat melengkapinya.
Sebagai contoh ,Wichcraft, toko sandwich yang sangat sukses di New York dan saat ini memiliki beberapa belas gerai, foundernya, Jeffrey Zurofsky dan Sisha Ortuza. Mereka berdua memiliki sifat yang saling bertolak belakang namun saling melengkapi, mereka berdua sering menceritakan tentang pertnership unik mereka yang unik di berbagai acara entrepreneur conference di New York, Zurofsky adalah orang agresif yang suka berbicara cepat, sedangkan Ortuza orang yang banyak perhitungan dan selalu berhati-hati.
Singkat cerita mereka pernah salah membuka tempat usaha pertamanya, dikarenakan Zurofsky tidak melihat kekurangan tempat tersebut yang seperti Orthuza lihat. Kemudian setelah kejadian tersebut, mereka mengekspansi toko mereka atas dasar keputusan bersama.
4. Kemauan untuk membangun ulang tim
Perusahaan yang baik akan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, hal ini membutuhkan restrukturisasi. Tentunya ada perbedaan ketika anda menjalankan sebuah bisnis bernilai $1 juta, $10 juta, $1000. Setiap tingkatan membutuhkan tim dan skill yang berbeda. Ketika pemimpin mengambil keputusan restrukturisasi, yang terkadang menjadi suatu hal yang besar, hal ini menjadi suatu hal besar bagi perusahaan.
Facebook pada Desember 2011 yang lalu melakukan restrukturisasi karena adanya perubahan fokus perusahaan di bidang mobile ads, produk, dan engineering. Struktur yang baru ini membutuhkan perubahan dimana Chief Technology Officer Bret Taylor dan Vice President of Product Chris Cox sekarang harus memberi laporan langsung ke Mark Zuckerberg, dimana sebelumnya tidak perlu.
5. Mau mendengar customer
Kebanyakan startup tidak mau mendengar masukan dari customer, dan cenderung bersikukuh atas produk yang mereka buat. Hal ini tidak baik, karena perusahaan harus dapat mendengar feedback customer, untuk kemudian memperbaikinya, serta kalau diperlukan memikirkan kembali target pasarnya.
Rachel Shechtman secara total merombak arah dari “Story”, toko offlinenya berdasarkan customer feedback. “Masa depan retail bukan tentang konsumsi, tetapi lebih mengarah ke komunitas” menurutnya. Customernya membantu dia menemukan produk-produk yang tidak terpikirkan sebelumnya, bahkan berkontribusi kepada fitur toko yang paling unik : “Theme” yang berubah setiap empat sampai enam minggu. Dengan adanya perubahan tema ini, “Story” senantiasa berubah secara periodik – inventori baru, pemandangan, desain, semuanya. Iterasi pertama dari inisiatif ini adalah menjual produk yang dibuat oleh startup. Di bulan Februari, Story menjual barang-barang dengan tema cinta.
6. Memiliki passion yang sedikit tidak masuk akal, tetapi tidak ada hubungannya dengan uang
“Entrepreneur sejati tidak dikendalikan oleh uang” kata Kathleen Utecht, “Saya suka melihat entrepreneur yang punya passion yang sedikit tidak masuk akal, dalam arti mereka tidak pernah menyerah”, entrepreneur ini harus secara aktif mendengarkan feedback dari banyak pihak dan menjadi fleksibel, tetapi tidak ada yang bisa merubah pendirian mereka untuk membangun bisnisnya.
Sumber: startupbisnis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar